Elektroda tungsten adalah bahan yang umum digunakan untuk pengelasan. Elektroda ini terbagi menjadi empat jenis, masing-masing dengan karakteristik yang unik. Semua jenis elektroda ini telah memenuhi standar yang berlaku dan sering digunakan di lingkungan kerja pengelasan. Mari kita pelajari dan bandingkan karakteristik serta kegunaan utama dari setiap jenis elektroda tungsten untuk menentukan pilihan yang paling cocok dengan kebutuhan Anda.
Jenis dan Karakteristik Elektroda Tungsten
Elektroda tungsten yang sesuai dengan standar terbagi menjadi 4 jenis. Penting untuk memahami karakteristik dan penggunaannya masing-masing. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis elektroda ini:
Jenis Elektroda
Daya Tahan
Kemudahan Start
Karakteristik
Penggunaan Utama
Elektroda Tungsten dengan Oksida Torium
△
△
Ujung elektroda mudah berubah bentuk pada arus bolak-balik (AC) dan dapat menyebabkan percikan lelehan.
Cocok untuk pengelasan TIG DC
Elektroda Tungsten dengan Oksida Cerium
○
○
Stabil pada ujung elektroda tanpa percikan lelehan, serta bentuk ujung yang tetap terjaga pada pengelasan AC.
Cocok untuk pengelasan TIG AC aluminium dan campurannya
Elektroda Tungsten dengan Oksida Lantanum
◎
◎
Stabil untuk pengelasan jangka panjang dan mampu menjaga stabilitas busur.
Cocok untuk pengelasan otomatis
Elektroda Tungsten Murni
×
×
Ujung elektroda mudah membulat di awal, tetapi tetap stabil setelah itu.
Cocok untuk pengelasan TIG AC dengan konsumsi tinggi
Keterangan simbol:
◎: Sangat baik
○: Baik
△: Cukup
×: Kurang
1. Elektroda Tungsten dengan Oksida Torium
Elektroda tungsten dengan oksida torium lebih tahan lama dan mudah menyala saat digunakan untuk memulai pengelasan dibandingkan elektroda tungsten murni. Elektroda ini umum digunakan untuk pengelasan TIG DC. Namun, saat digunakan dengan arus bolak-balik (AC), ujungnya mudah berubah bentuk dan dapat menyebabkan percikan lelehan.
Elektroda ini tersedia dalam dua varian berdasarkan kadar oksida torium:
1% Oksida Torium: Komposisi kimia W+0,8–1,2% ThO₂, dengan kode warna kuning.
2% Oksida Torium: Komposisi kimia W+1,7–2,2% ThO₂, dengan kode warna merah. Varian 2% lebih umum digunakan di pasaran karena keunggulannya.
2. Elektroda Tungsten dengan Oksida Cerium
Elektroda tungsten dengan oksida cerium lebih tahan lama dan mudah menyala saat digunakan dibandingkan elektroda dengan oksida torium. Stabilitasnya yang tinggi saat menggunakan arus bolak-balik (AC) menjadikannya pilihan terbaik untuk pengelasan TIG pada aluminium dan campurannya.
Elektroda ini tersedia dalam dua varian berdasarkan kadar oksida cerium:
1% Oksida Cerium: Komposisi kimia W+0,9–1,2% Ce₂O₃, dengan kode warna merah muda.
2% Oksida Cerium: Komposisi kimia W+1,8–2,2% Ce₂O₃, dengan kode warna abu-abu. Varian 2% lebih umum digunakan di pasaran karena keunggulannya.
3. Elektroda Tungsten dengan Oksida Lantanum
Elektroda tungsten dengan oksida lantanum memiliki daya tahan paling unggul dan kemampuan menyala terbaik dibandingkan jenis elektroda tungsten lainnya. Elektroda ini sangat stabil untuk pengelasan jangka panjang, terutama pada aplikasi otomatis seperti pengelasan dengan robot.
Namun, saat digunakan untuk pengelasan TIG AC, elektroda ini berpotensi menghasilkan busur sekunder di sekitar busur utama, yang perlu diperhatikan untuk memastikan hasil pengelasan tetap optimal.
Elektroda ini tersedia dalam dua varian:
1% Oksida Lantanum: Komposisi kimia W+0,9–1,2% La₂O₃, dengan kode warna hitam.
2% Oksida Lantanum: Komposisi kimia W+1,8–2,2% La₂O₃, dengan kode warna hijau kekuningan.
4. Elektroda Tungsten Murni
Elektroda tungsten murni memiliki daya tahan dan kemampuan menyala paling rendah dibandingkan jenis elektroda tungsten lainnya. Ujung elektroda mudah membulat saat digunakan, tetapi tetap stabil setelahnya.
Elektroda ini cocok untuk pengelasan TIG AC, terutama pada aplikasi yang membutuhkan konsumsi elektroda tinggi. Namun, karena kurangnya stabilitas busur, elektroda ini tidak direkomendasikan untuk pengelasan TIG DC.
Komposisi kimia elektroda ini adalah tungsten murni (W), dengan kode warna hijau.
Selain keempat jenis elektroda tungsten yang telah disebutkan diatas, terdapat juga elektroda tungsten dengan oksida itrium dan oksida zirkonium, meskipun keduanya tidak tercantum dalam standar. Elektroda dengan oksida itrium dan oksida zirkonium umumnya digunakan untuk aplikasi khusus yang memerlukan karakteristik tertentu sesuai kebutuhan pengelasan tertentu, seperti meningkatkan stabilitas busur pada kondisi kerja yang ekstrem atau meningkatkan ketahanan terhadap keausan.
Pemeliharaan Elektroda Tungsten
Untuk menjaga kualitas elektroda tungsten, disarankan menggunakan mesin pengasah tungsten. Mesin ini memudahkan pembentukan ujung elektroda dengan cepat, menghasilkan bentuk yang konsisten, dan sudut yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pengelasan.
Perbandingan Permukaan Berdasarkan Material Pengasah
Mesin Pengasah Tungsten
Memberikan arah busur (arc) yang sangat terfokus dan stabil, menghasilkan kualitas pengelasan yang tinggi.
Grinder (Batu Gerinda)
Ujung elektroda mudah meleleh, menyebabkan busur menjadi tidak stabil.
Belt (Kain Amplas)
Busur menjadi tidak stabil, dapat mengakibatkan pola pengelasan yang melenceng dan kurangnya fusi pada material.
Bentuk Ujung Elektroda dan Pengaruhnya pada Busur dan Penetrasi
Ujung elektroda yang terjaga konsistensinya akan memastikan busur tetap stabil dan terkendali selama pengelasan. Hal ini pada gilirannya menghasilkan kualitas pengelasan yang lebih baik, dengan penetrasi yang lebih tepat dan hasil yang lebih rapi. Bentuk ujung yang tepat sangat penting untuk mencapai hasil las yang optimal, terutama pada aplikasi dengan toleransi yang ketat.
Kesimpulan
Elektroda tungsten tersedia dalam berbagai jenis yang dirancang untuk keperluan pengelasan yang berbeda. Pilihlah elektroda yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, berdasarkan daya tahan dan kemudahan start yang diinginkan. Selain itu, pastikan ujung elektroda dijaga dengan baik menggunakan alat pengasah yang tepat, seperti mesin pengasah tungsten, untuk memastikan busur tetap stabil dan terkendali. Pemeliharaan yang benar tidak hanya memperpanjang umur elektroda, tetapi juga memastikan hasil pengelasan yang lebih berkualitas dan optimal.
0 Komentar untuk "Hi , sudah lihat Berita/Artikel terbaru dari monotaro.id? Yuk cek di sini!"