Ad/iklan :

3gp Mp4 HD
Play/Download
Live 3D App
Search.Pencarian Menu

Add text send email to rh3252705.adda@blogger.com or Click this (Text porn Will delete) | Tambah teks kirim email ke rh3252705.adda@blogger.com atau Klik ini (Teks porno akan dihapus)
Total post.pos : 15909+

Hi , sudah lihat Berita/Artikel terbaru dari monotaro.id? Yuk cek di sini!

View this email in your browser

Dec 05, 2024 02:48 pm

Fungsi Busi

Banyak orang mungkin menganggap sistem pengapian hanya sebagai bagian yang digunakan untuk memulai mesin, namun sebenarnya ada berbagai jenis sistem pengapian yang mempengaruhi umur pakainya. Selain itu, struktur sistem pengapian cukup kompleks, sehingga penting untuk dapat memahami cara kerjanya, terutama jika terjadi kerusakan. Di sini, kami akan menjelaskan dasar-dasar dan struktur sistem pengapian, yang semoga bisa membantu menghilangkan kebingungan yang selama ini Anda miliki.

Apa itu Sistem Pengapian?

Untuk menghidupkan mesin bensin, dibutuhkan aliran listrik tegangan tinggi (lebih dari 10.000 volt) untuk menghasilkan percikan api. Namun, tegangan yang digunakan pada mobil umumnya adalah listrik tegangan rendah, sehingga perlu mengubahnya menjadi listrik tegangan tinggi. Di sinilah sistem pengapian berfungsi, mengubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.

 

Sebelumnya, untuk mengalirkan listrik ke busi, digunakan bagian yang disebut distributor, namun saat ini, sistem pengapian langsung (Direct Ignition System) yang mengalirkan listrik langsung ke busi melalui pengontrol komputer dan komponen seperti igniter dan ignition coil tanpa menggunakan distributor, menjadi sistem yang lebih umum.

Cara Kerja Sistem Pengapian

Proses pengapian pada mesin melibatkan dua langkah utama, yaitu penguatan tegangan (step-up) dan distribusi tegangan (distribution). Pada sistem pengapian modern, seperti yang telah disebutkan, sistem pengapian langsung (tanpa distributor) digunakan, sehingga proses distribusi tegangan sudah tidak ada.

 

Pada sistem yang lebih lama, distribusi tegangan dilakukan oleh distributor yang membagi aliran listrik tegangan tinggi ke masing-masing silinder melalui kabel tegangan tinggi atau kabel busi. Dalam proses distribusi ini, bagian yang bersentuhan dengan rotor dapat aus, menyebabkan kehilangan daya dan mengurangi kekuatan percikan api. Sistem pengapian jenis ini dikenal dengan nama distributor-type ignition system.

 

Fungsi utama dari sistem pengapian adalah untuk memperkuat aliran listrik, yang dilakukan oleh igniter. Tegangan listrik tersebut kemudian diperkuat lagi oleh ignition coil menjadi listrik tegangan tinggi yang menghasilkan percikan api. Pada sistem pengapian langsung, igniter dan ignition coil sering kali terpasang di dalam tutup busi.

Apa Itu Busi?

Busi, juga dikenal sebagai spark plug, adalah komponen yang menerima aliran listrik tegangan tinggi dari sistem pengapian dan menghasilkan percikan api yang menyulut bahan bakar di ruang bakar. Busi terdiri dari elektroda pusat, terminal, isolator (seperti keramik), dan rumah busi yang terbuat dari logam.

 

Aliran listrik tegangan tinggi diteruskan dari tutup busi melalui terminal dan mengalir ke elektroda pusat. Di sekitar elektroda pusat terdapat isolator keramik untuk mencegah gangguan aliran listrik. Rumah busi dilengkapi dengan ulir untuk pemasangan di kepala silinder dan bagian mur hexagon untuk memudahkan pelepasan.

Fungsi Busi

Antara elektroda pusat dan elektroda ground, percikan api terjadi, yang menyulut bahan bakar. Pada elektroda ground terdapat celah yang membantu meningkatkan daya pengapian.

Jenis dan Umur Busi

Semakin tipis elektroda busi, semakin mudah api percikan terbentuk. Namun, jika terlalu tipis, busi menjadi lebih mudah panas dan dapat mengalami masalah pada suhu tinggi. Ada beberapa jenis busi: standar (nikel), platinum, dan iridium.

 

Busi standar (nikel) memiliki daya tahan panas dan ketahanan yang lebih rendah, sehingga sulit untuk membuat elektroda yang sangat tipis. Busi jenis ini umumnya perlu dibersihkan setelah 20.000 hingga 30.000 km pemakaian.

 

Busi platinum lebih tahan terhadap panas dan keausan, memungkinkan elektroda dibuat lebih tipis dan lebih tahan lama daripada busi standar. Busi iridium memiliki daya tahan panas dan ketahanan yang lebih tinggi daripada busi platinum, sehingga dapat memiliki elektroda yang lebih tipis dan umur pakai yang lebih panjang. Busi iridium atau platinum dapat bertahan hingga 100.000 km.

 

Faktor yang memperpendek umur busi adalah keausan akibat percikan api dan suhu tinggi yang menyebabkan pengapian lebih cepat dari yang diinginkan (pra-ignition). Elektroda busi juga dapat tertutup oleh karbon atau oli mesin akibat pembakaran yang tidak sempurna, yang dapat mengganggu percikan api. Namun, busi memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dengan mempertahankan suhu tinggi, membakar kotoran dan menjaga kebersihannya.

 

Untuk mencegah agar suhu busi tidak terlalu panas, panas yang dihasilkan akan disalurkan ke kepala silinder melalui rumah busi.

 

Sumber : monotaro.com



Artikel Lainnya:
Spring Washer: Fungsi, Jenis, dan Cara Penggunaannya
8 Jenis Karet Beserta Ciri-Cirinya
Silica Gel: Jenis, Fungsi, dan Kegunaannya
3 Jenis Spray Gun Beserta Komponen dan Cara Pakainya
Cara Menggunakan Kompresor Udara dengan Benar

Ikuti kami  :   facebook facebook facebook
Jika ada pertanyaan, silakan hubungi :
CS Kami
monotaro.id
Telp : 021 3110 6990 / 0855 7467 8400
WA (chat only): 0811 988 7778
Live Chat di website
Jam Operasional : Senin - Jumat 08.00 - 18.00 WIB
     
PT MONOTARO INDONESIA
Wisma 46, 6th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1
Jakarta 10220, Indonesia
Website : www.monotaro.id
 
Klik disini jika Anda kesulitan melihat email ini
 
Copyright © 2023 | All rights reserved






This email was sent to rh3252705.adda@blogger.com
why did I get this?    unsubscribe from this list    update subscription preferences
PT MONOTARO INDONESIA · Wisma 46, 6th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 · Jakarta 10220 · Indonesia

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Hi , sudah lihat Berita/Artikel terbaru dari monotaro.id? Yuk cek di sini!"

Back To Top